Sabtu, 19 Maret 2016

Nubuat Rasulullah Tentang Inflasi (Kenaikan Nilai Barang) di Akhir Zaman

Bismilaahirahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai inflasi, ada baiknya para pembaca melihat dan menganalisa dulu hadist dibawah ini :

“Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata: Saya menemui Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam lalu saya ucapkan alam. Rasulullah: Auf ? Kemudian saya menjawab: Ya, benar. Rasulullah: Masuklah. Aku: Semua atau aku sendiri? Rasulullah: Masuklah semua. 
Rasulullah: Wahai Auf, hitung ada enam tanda Kiamat. Pertama, kematianku. Aku: Kalimat rasulullah ini membuatku menangis sehingga rasulullah membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: 
1. Rasulullah: Penaklukan Baitul Maqdis
2. Rasulullah: Kematian yang akan merenggut umatku dengan cepat seperti wabah kematian kambing. 
3. Rasulullah: Konflik dahsyat yang menimpa umatku. 
4. Rasulullah: Harta membumbung tinggi nilainya hingga seseorang diberi 100 dinar masih belum puas.
5. Rasulullah: Terjadi gencatan senjata antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa pirang), lalu mereka mendukung kalian dengan 80 tujuan. 
Saya bertanya: Apa maksud tujuan? ya rasulullah: Maksudnya panji. Pada tiap panji terdiri dari 12.000 prajurit. Benteng umat Islam saat itu di wilayah yang disebut Ghouthoh, daerah sekitar kota Damaskus.” (HR. Imam Ahmad)


  Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai poin empat pada hadist ini yang mana disebutkan , bahwasanya akan Terjadi Inflasi pada akhir zaman yang, masya allah telah dinubuatkan oleh Rasululah 14 abad yang lampau. Benarkah pada saat ini kita memasuki zaman dimana nilai sebuah harta seharga seratus dinar dinilai masih kurang atau tidak memuaskan kita?


Mari kita kalkulasikan dulu!
- satu dinar = Rp. 2.018.246, *berdasarkan situs geraidinar
- jika dikalikan seratus berarti seratus dinar = Rp. 201.824.600.


  Pada periode saat ini, memiliki harta senilai 200 juta (bukan uang tapi harta yang berarti aset lancar atau pun aset tetap dalam akuntansi) bisa dibilang hal yang biasa, bahkan mungkin nantinya bisa mencapai taraf kurang mampu, kenapa? dengan kalkulasi kebutuhan hidup zaman sekarang dimana segalanya serba elektronik dan modern nilai harta sebesar 200 juta masih biasa, kalau tidak bisa disebut kecil. Anda lihat sendiri sekarang bagaimana inflasi besar-besaran terjadi di seluruh negara di dunia akibat kenaikan dollar serta perperangan dan faktor-faktor lainnya.


  Jika saya, perkecil skala lingkupnya (scoopnya), anda bisa lihat sendiri sekarang tanah seluas berapa hektar yang bisa anda beli dengan uang 200 juta atau rumah sebesar apa yang bisa anda tempati dengan uang 200 juta di kota-kota besar, memang di daerah pedesaan atau tempat terpencil mungkin nilai uang 200 juta masih dinilai lumayan besar. Namun, di daerah perkotaan nilai 200 juta adalah nilai yang sudah biasa. Apalagi dengan adanya urbanisasi besar-besaran dimana nantinya akan terjadi pergeseran prioritas dan tolak ukur, akan menyebabkan, terjadinya pembentukan mind-set bahwa nilai uang harus mengikuti standar kota.

   Bahkan jika anda tinjau dari fakta bahwa biaya hidup kian hari semakin tinggi. Sesuai data yang dihimpun oleh Lembaga Survey BPS pada tahun 2013, dimana biaya hidup masyarakat indonesia hampir naik semuanya (Umumnya di kota besar), kendati begitu terdapat anomali dimana meski biaya hidup naik dibanding tahun 2007, pengeluaran total biaya terhadap makanan dan barang tertentu berkurang. Artinya Ada faktor yang membuat masyrakat mengurangi kebutuhan makan dan barang tertentu tersebut, faktor itu tak lain ialah Inflasi atau kenaikan harga (sumber : here)



   Kesimpulannya ialah, jauh sebelum para ahli ekonomi dunia memantau atau menemukan kenaikan nilai dan harga atau dalam istilah saat ini disebut 'inflasi' Rasulullah SAW telah lebih dulu mengemukakan hal ini, Masya Allah sungguh hal ini merupakan bukti kenabian beliau dan sungguh telah dekat hari dimana bumi akan mencapai titik perjalanan akhirnya Wahai Bani Adam segeralh engkau bertaubat kepada Allah dan menerima Islam sebagai Jalan dan Pegangan Hidupmu.


Laa Haula wala Quwwata illa billahil 'aliyyil 'aziim.


*silahkan apabila ada yang mau memberikan saran dan kritik atau pun koreksi. Insya Allah akan saya terima jika benar. Karena sesungguhnya saya masih lah sedikit ilmunya. 


Wassalamualaikum  warahmatullahi wabarakatuh

Rabu, 04 November 2015

First Part

" Ari, terimakasih ya telah mau menjadi temenku. "
Ujar Hani.
Aku hanya bisa mengangguk sembari melihat lambaian tangan dan siluet badannya yang perlahan hilang dari pelupuk mata. Sudah hampir setahun lamanya aku menjadi 'teman' Hani. Semuanya berawal dari hari itu, ketika aku sedang berlari ke arah kantin dan disanalah aku bertemu dengan Hani. Tak sengaja ketika aku akan mengambil makanan kesukaanku (serundeng) yang hanya tinggap satu, tanganku bersentuhan dengan tangannya. Aku segera melepaskan tanganku dari makanan itu dan segera mencari makanab lainnya.

Setelah membayar, Hani bertanya kepadaku
"Kamu juga suka serundeng ya? Hehehe"
" Ah.. i ..iya soalnya aku, suka kacangnya hahaha "
Hani hanya tersenyum kemudian dia memperkenalkan dirinya.
" Namaku Hani, dari kelas 2 IPA A, kalau boleh tau nama kamu siapa? "
" Ari,  aku dari IPS B kita satu angkatan. "
" Oke, salam kenal ya. Oh iya aku mau ke kelas dulu ya ada yang mau diambil.. Dah..," kata Hani sembari melambaikan tangannya kepadaku

Semenjak itu aku mulai dekat dengan Hani. Kmai sering berbincang-bincang mulai dari hal yang serius sampai hal yang konyol. Singkat cerita aku pun jatuh hati kepada Hani, tapi sayangnya ada tiga hal yang membuat aku tidak berani menyatakan perasaanku pada Hani
1. Aku tak percaya diri dengan penampilanku, Apalagi aku juga sering diejek temanku karena penampilanku yang lusuh dan juga seperti kutubuku.
2. Aku tak ingin hubungan ini rusak setelah aku menyatakan perasaanku kepadanya
3. Dia sudah mempunyai pacar, poin ini adalah alasan terkuat kenapa aku tidak berani untuk menyatakan perasaanku kepadanya.

Dan lagi Hani adalah idola di sekolah karena dia ikut ekskul menyanyi kontradiksi sekali dengan aku yang hanya seorang pemain cadangan basket disekolahku. Sebenarnya aku sendiri juga heran kenapa Hani mau berteman dengan orang sepertiku. Apa mungkin hanya karena kita mempunyai selera jajanan makananan yang sama atau mungkin ada alasan lain kenapa dia mau mendekati aku. Tapi pemikiran tersebut aku buang jauh-jauh agr aku selalu bisa berfikir ppsitif terhadap Hani.